D
|
i
sebuah peternakan yang luas, tinggal seorang peternak yang bernama Alfred. Ia
lebih
sering
di panggil Paman Alfred oleh tetangga di sekitarnya. Setiap hari pekerjaannya
memerah
susu sapi dan memberi sapi-sapinya makan, membabat rumput-rumputan untuk
makanan
sapi, kemudian memberi makan ternak-ternaknya yang lain. Selain itu juga
membersihkan
ladang jagung dan gandumnya. Setelah semuanya selesai, Paman Alfred
berkeliling
ladang dan peternakannya, melihat apakah ada pagar-pagar yang rusak atau
tidak.
Sore
menjelang malam hari, Paman Alfred merasa
punggungnya
sakit dan pegal semua. Setelah makan malam,
ia
segera tidur karena badannya sudah sangat lelah. Ia
menghempaskan
badannya di tempat tidurnya yang besar
dan
empuk. "Saya sangat lelah," keluhnya. Tidak lama
kemudian,
Paman Alfred tertidur. Di tengah tidurnya, ia
tiba-tiba
terbangun mendengar ada suara sesuatu dari
atap
loteng rumahnya. Paman Alfred merasa
terganggu
tidurnya. Ia segera mengenakan sendal dan mengambil senter.
Paman
Alfred berjalan menaiki tangga menuju atap lotengnya.
Setelah
membuka pintu lotengnya, paman Alfred sangat
terkejut
sampai hampir terjatuh ke belakang. Ia melihat 3
ekor
rakun yang sedang bernyanyi. Karena kesalnya, ia
berteriak,
"Diam..!", 3 rakun tersebut tetap bernyanyi,
walaupun
sudah diusir. Akhirnya, paman Alfred kembali ke
kamarnya.
Ia mencoba untuk melanjutkan tidurnya.
Esok
harinya, ia mengalami hal yang sama dengan kemarin. Paman Alfred akhirnya
membeli
racun pengusir rakun. Ketika malam hari, Paman Alfred kembali mendengar
rakun-rakun
tersebut bernyanyi. Rakun-rakun tersebut tidak mau menyentuh makanan
yang
diberikan Paman Alfred. Mereka tahu kalau makanan tersebut sudah diberi racun.
Paman
Alfred naik ke loteng. Ia berteriak-teriak menyuruh rakun-rakun itu berhenti
menyanyi.
Ia juga melempar rakun-rakun itu dengan sendalnya. Rakun-rakun itu mengelak
sambil
terus bernyanyi mengejek Paman Alfred.
Keesokan
harinya. Paman Alfred pergi ke perpustakaan. Ia mencari buku cara mengusir
rakun.
Setelah hampir satu jam, buku yang dicarinya berhasil ditemukan. Di buku
tersebut
tertulis cara mengusir rakun adalah dengan membunyikan suara yang bising,
misalnya
dengan radio dan lainnya. Setelah sampai di rumah, Paman Alfred menyiapkan
radio
tuanya. Ia memasukkan kaset lagu rock ke dalam radiotapenya.
Malam
harinya, ia memasang radio tersebut di loteng.
Ia
mencoba untuk tidur tetapi rasa penasaran
membuat
Paman Alfred ingin melihat keadaan di loteng.
Ia
kembali terkejut melihat rakun-rakun tersebut
masih
ada di loteng. Mereka bahkan tidak hanya
menyanyi.
Mereka juga menari-nari mengikuti musik.
Habis
sudah kesabaran Paman George. Mukanya menjadi merah karena kesal, setelah
mematikan
radio ia berteriak sekeras-kerasnya. "Diaammmm!", teriak Paman
Alfred.
Setelah
agak reda kekesalannya, Paman Alfred berkata, "Aku punya tawaran untuk
kalian,
bagaimana
kalau kita tukar tempat?, kalian boleh menempati kamarku sebagai tempat
kalian",
ujar Paman Alfred kepada rakun-rakun itu. Rakun-rakun itu setuju. Esok malam
mereka
menempati kamar Paman Alfred, sedang Paman Alfred tidur di loteng. Setelah
menyanyi
dan menari akhirnya rakun-rakun itu tertidur di kamar Paman Alfred.
Paman
Alfred yang sudah sangat lelah tidak memikirkan lagi tempat tidurnya. Ia
tertidur
lelap
di loteng. Saking lelapnya, Paman Alfred bermimpi tentang rakun, ia bernyanyi
dalam
mimpinya,
persis seperti nyanyian yang di nyanyikan oleh 3 rakun. Tiga rakun yang tidur
di
kamar
Paman Alfred terbangun, mereka merasa terganggu dan takut mendengar suara
yang
berasal dari loteng. Mereka segera berlarian keluar rumah dan akhirnya mereka
tidak
pernah datang lagi ke rumah Paman Alfred. Akhirnya sejak saat itu, Paman Alfred
bisa
tidur dengan nyenyak setelah bekerja seharian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar